Senin, 12 Mei 2014

MANAJEMEN PEMASARAN

DEFINISI MANAJEMEN PEMASARAN
Manajemen Pemasaran 
Manajemem pemasaran merupakan sarana yang digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan konsep pemasaran, manajemem pemasaran dilakukan apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan dari pihak lain sesuai yang diinginkan. Manajemen pemasaran adalah sebagai pelaksanaan tugas untuk mencapai pertukaran yang diharapkan dengan pasar sasaran.
Menurut William J,Shultz yang dikutip oleh Buchari Alma (2002:86) “Manajemen pemasaran merupakan perencanaan, petunjuk dan pengendali dari seluruh aktivitas pemasaran suatu perusahaan”. 
Sedangkan menurut Stanton yang dialih bahasakan oleh Yohanes Lamarto (2000:22) “Manajemen pemasaran sebagai sarana yang didayagunakan oleh bisnis untuk menjalankan konsep pemasarannya”.
Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Hendra Teguh, Ronny A, Rusli dan Benjamin Molan (2005:10) “Manajemen pemasaran adalah proses perencanan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyalur gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi”.
Pengertian di atas menurut penulis menunjukan bahwa manajemen pamasaran adalah suatu proses yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup barang, jasa, dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak yang terlibat.
Pengertian Bauran Pemasaran
Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus memutuskan apa dan bagaimana strategi yang harus dijalankan atau dipakai dalam menghadapi lingkungan external dan internalnya. Marketing mix merupakan salah satu konsep utama dalam pemasaran modern dan juga suatu elemen penting dari strategi pemasaran karena merupakan kombinasi faktor-faktor controllable marketing variables yang diklasifikasikan oleh Jerome Mc Charthy and William D. Perreult. Jr, menjadi 4 kelompok yaitu product, price, place, and promotion. 
Menurut Robert Lauterborn mengemukakan bahwa 4 P (penjual) berpasangan dengan 4 C (pelanggan) yaitu sebagai berikut :
  1. Produk (product) Solusi pelanggan (costumer solution)
  2. Harga (price) Harga pelanggan (costumer cost)
  3. Tempat (place) Kenyamanan (convinience)
  4. Promosi (promotion) Komunikasi (communication)
Yang menjadi pemenang adalah perusahaan yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan hemat dan nyaman serta dengan komunikasi yang selektif. 
Menurut (Kotler, 2004:5) “marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the target market”. Yang artinya: bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat variabel pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran. 
Sedangkan menurut (Elbert dan Griffin, 2000:250) “marketing mix is the combination of product, pricing, promotion, and distribution srtategy used to market product”. Yang artinya bahwa bauran pemasaran adalah kombinasi dari produk, harga, promosi, dan strategi distribusi yang digunakan untuk memasarkan produk. 
Menurut hasil pendapat penulis bahwa bauran pemasaran adalah langkah-langkah perusahaan dalam menjual hasil-hasil produksi suatu perusahaan baik barang maupun jasa dalam jangka panjang, untuk memenuhi segala kebutuhan pelanggan dan manusia pada umumnya. 
Unsur-unsur Bauran Pemasaran
Marketing mix sebagai controllable dapat dipandang sebagai kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan dan dapat digunakan untuk menghadapi dan meminimalisir pengaruh-pengaruh yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable varibles) seperti kondisi ekonomi, kondisi politik, persaingan dan nilai-nilai yang dianut masyarakat yang akan mempengaruhi aktivitas perusahaan.
Dalam prakteknya diperlukan kondisi yang baik antara elemen-elemen yang ada dalam marketing mix tersebut. Dimana elemen tersebut terdiri dari: product, price, place and promotion, yang lebih dikenal dengan “4P”. Keempat elemen tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan dapat dikombinasikan sesuai dengan lingkungannya, baik dalam maupun luar perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
Untuk lebih jelasnya, kita akan membahas secara singkat keempat elemen marketing mix tersebut :
1. Produk (product) merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran. Produk dapat berupa barang dan jasa. Produk adalah keseluruhan konsep objek atau konsep yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. (Rambat Lupiyoadi, 2001:58). Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli benefit atau value dari produk tersebut yamg disebut the offer.
2. Harga (price) merupakan jumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan suatu produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan yang belum terpuaskan.
3. Tempat (place) menunjukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk menjadikan suatu produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen pada waktu yang tepat dan dimanapun konsumen berada. Oleh karena itu dalam penetapan seluruh distribusi, produsen hendaknya memperhatikan unsur-unsur yang terkait dalam bauran distribusi yang terdiri dari sistem saluran, daya jangkau, lokasi, persediaan dan transportasi.
4. Promosi (promotion) meupakan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan produk yang dihasilkan, baik kepada konsumen sasaran maupun perantara, dengan maksud menyampaikan informasi yang bersifat memberitahu, membujuk, atau mengingatkan kembali segala sesuatu mengenai produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam bauran promosi tercakup kebijakan mengenai advertising, sales promotion, personal selling, direct marketing dan marketing public relations.
5. Orang (people) adalah orang-orang yang secara langsung terlibat dalam penyediaan produk jasa.
6. Bukti fisik (physical evidence) merupakan elemen yang secara langsung mempengaruhi kepuasan konsumen untuk membeli atau menggunakan produk jasa yang ditawarkan.merupakan gabungan dari semua aktivitas dalam hal-hal rutin lainnya.
7. Proses (process) merupakan gabungan dari semua aktivitas dalam hal-hal rutin lainnya, dimana produk atau jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen.
Pemasaran Relasional
Pada mulanya para pelaku bisnis melakukan bisnis dengan orientasi transaksi yang bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan. Namun saat ini pelanggan sangat banyak bahkan mendunia. Para pelanggan lebih cenderung untuk memilih pemasok yang mampu memberikan layanan yang berkualitas dan di beberapa lokasi yang berbeda mampu dengan cepat mengatasi perbedaan lokasi, serta mampu bekerja lebih dekat dengan pelanggan.
Pentingnya menelaah keterhubungan pelanggan (customer relationship) terlihat dari semakin banyaknya perusahaan yang menerapkan strategi relationship marketing dalam memasarkan produknya. Pembinaan hubungan dengan konsumen melalui pemasaran merupakan suatu orientasi strategik dan filosofi berbisnis yang memfokuskan lebih kepada mempertahankan dan memperbaiki hubungan dengan konsumen yang ada sekarang daripada mencari konsumen baru. Filosofi ini mengasumsikan bahwa dalam mencari nilai (value) yang dibutuhkannya, para konsumen lebih suka mempunyai hubungan jangka panjang dengan satu organisasi daripada terus-menerus berpindah dari organisasi yang satu ke organisasi yang lain. Atas dasar asumsi ini dan adanya kenyataan bahwa mempertahankan hubungan dengan konsumen yang sekarang memerlukan biaya yang jauh lebih murah daripada biaya untuk menarik konsumen baru, maka para pemasar yang ingin berhasil dalam jangka panjang akan menjalankan strategi yang efektif dalam mempertahankan konsumen yang sudah ada.
Pemasaran relasional merupakan tahap lebih lanjut untuk meraih pelanggan baru, yaitu dengan membina hubungan dengan pelanggan agar tetap loyal pada perusahaan. Pemasaran relasional menurut Sunarta (2003:519) yaitu:
Menciptakan, menjaga, dan meningkatkan hubungan yang kuat dengan pelanggan dan pemegang saham lain. Pemasaran relasional berorientasi jangka panjang kepada pelanggan dan ukuran keberhasilannya ialah kepuasan pelanggan jangka panjang.
Pemasaran relasional mensyaratkan bahwa semua departemen perusahaan bekerja bersama-sama dengan perusahaan sebagai tim untuk melayani pelanggan. Kerjasama ini melibatkan pembangunan hubungan pada banyak tingkatan ekonomis, teknik dan legal yang menghasilkan kesetiaan pelanggan yang tinggi. Perusahaan membentuk tingkatan hubungan pelanggan yang berbeda yang tergantung pada sifat pasar sasaran. Pada satu ekstrem, sebuah perusahaan yang mempunyai banyak pelanggan margin rendah dapat saja mencoba mengembangkan hubungan dasar dengan mereka.
Dewasa ini semakin banyak perusahaan mengembangkan program untuk mempertahankan pelanggan. Disamping secara konsisten menawarkan nilai dan kepuasan tinggi, pemasar dapat menggunakan alat pemasaran khusus untuk mengembangkan ikatan yang lebih kuat dengan pelanggan. Pertama, perusahaan dapat membangun nilai dan kepuasan dengan menambah manfaat financial kepada pelanggannya, misalnya banyak perusahaan sekarang menawarkan program pemasaran frekuensi yang menghadiahi pelanggan yang sering membeli atau membeli dalam jumlah banyak. Kedua ialah perusahaan mempererat ikatan sosialnya dengan pelanggan yaitu dengan mempelajari kebutuhan dan keinginan pelanggan perorangan dan kemudian membuat produk dan jasanya sesuai untuk orang per orang seperti acara keluarga, kunjungan pabrik, kegiatan fisik.
MACAM-MACAM KONSEP PEMASARAN
I. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
Konsep pemasaran yang telah diungkapkan dengan berbagai cara:
1. Temukan keinginan pasar dan penuhilah.
2. Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat.
3. Cintailah pelanggan, bukan produk anda.
4. Lakukanlah menurut cara anda (Burger king)
5. Andalah yang menentukan (United Airlines)
6. Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan (JC. Penney).
Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu : konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global.
1. Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka.
2. Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri – ciri terbaik
3. Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.
4. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
5. Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien daripasda para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
6. Konsep Pemasaran Global
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.

Macam – Macam Sistem Pemasaran
 
a. Sistem pemasaran dengan saluran vertikal
Pada sistem ini produsen, grosir, dan pengecer bertindak dalam satu keterpaduan.
Tujuan :
§ Mengendalikan perilaku saluran
§ Mencegah perselisihan antara anggota saluran
b. Sistem pemasaran dengan saluran horizontal
Pada sistem ini, ada suatu kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang bergabung untuk memanfaatkan peluang pemasaran yang muncul.
c. Sistem pemasaran dengan saluran ganda
Pada sistem ini beberapa gaya pengeceran dengan pengaturan fungsi distribusi dan manajemen digabungkan, kemudian dari belakang dipimpin secara sentral. 

Fungsi Universal dan Tantangan Pemasaran
 
Fungsi-fungsi pemasaran meliputi penanggungan resiko, pendanaan, pengendalian informasi pemasaran pembelian, penjualan, pengiriman, penyimpanan, standarisasi dan klasifikasi, dan pembungkusan.
1.Tantangan Pemasaran
Informasi memang akan menjadi soko guru pemasaran pada abad 21. Namun informasi tidak berdiri tunggal, informasi akan banyak ditunjang oleh hal-hal lain di luar wilayah kajian informasi. Dengan demikian pemasaran disamping akan banyak dipengaruhi oleh informasi, dalam diri pemasaran akan mengalami pergeseran-pergeseran baru yang sifatnya strategis. Dalam abad 21 ini ada beberapa tantangan bagi profesi pemasaran.

2. Tantangan Visi
Sering kali pengambilan keputusan pemasaran lebih didasarkan pada pemenuhan tuntutan masa sekarang. Dalam konteks global dimana keunggulan kompetitif produk dan jasa memiliki usia yang semakin pendek, hal demikian tidak dapat dipertahankan lagi. Tanggung jawab untuk melihat masa depan menjadi beban para eksekutif pemasaran. Dengan demikian tidak berlebihan bila dikatakan pemasar dituntut untuk menjadi visionary marketer yang strategis dan holistik dalam berpikir serta dapat menghidupkan fungsi marketing intelligence dan corporate intelligence secara nyata.

Pengembangan diri menjadi visionary marketer secara ideal perlu mengadopsi faham kewirausahaan yang mengutamakan proaktivitas dan menerima tanggung jawab utama sebagai innovator dan risk taker. Pemasar harus mempunyai keberanian untuk mendobrak kemapanan dan kreatif dalam menentukan strategi pemasaran. Orang muda macam Richard Kartawijaya (Microsoft Indonesia), Barry G Lesmana (Citibank), Betty Alisyahbana (USI IBM), Mulia Tambunan (Telkomsel), merupakan pemasar visioner yang akan banyak mewarnai dunia pemasaran Indonesia abad 21.

3. Tantangan pada Power Marketing
Landasan utama power marketing adalah memanusiakan pelanggan yang terangkum dalam konsep customer centered marketing. Dengan demikian konsumen merupakan subyek, bukan obyek dari pemasaran. Power marketing akan bertumpu pada tiga kata kunci; moving, caring dan inovating. Moving merupakan tumpuan untuk menjawab gelora persaingan dan dinamika permintaan yang selalu bergejolak karena ekspektasi pelanggan yang semakin tinggi. Dalam perwujudannya, moving musti disertai kepedulian kepada pelanggan (caring) melalui langkah-langkah inovasi (inovating) di bidang strategi, manajerial, maupun produk/jasa.

Inovasi merupakan proses untuk menghantarkan nilai tambah bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan akan menelurkan kepercayaan dan hubungan jangka panjang yang berkelanjutan, yang artinya tercipta loyalitas pelanggan. Hubungan pelanggan tidak sekedar hubungan pada dataran rasional belaka, tetapi sudah jauh merasuk ke dalam ranah emosi pelanggan. Sehingga pangsa pasar yang digenggam bukan hanya mind share, namun sudah masuk ke wilayah heart share.

4. Tantangan pada Transferable Marketing
Biaya pemasaran untuk memasuki arena global, secara logis akan meningkat pula. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan efisiensi biaya adalah dengan memanfaatkan transferable marketing. Arti dari tranferable marketing adalah penyusunan pola pemasaran yang dapat dimanfaatkan untuk beberapa lokasi atau pasar sasaran dengan derajat universalitas yang ditingkatkan. Contoh yang bagus adalah konsep pemasaran dari DeBeers berlian. DeBeers dibuat di London dan Hongkong, sedang pemanfaatannya disebar ke berbagai lokasi, termasuk Indonesia. Penyebaran ini (termasuk manfaat dan modelnya) di sesuaikan dengan situasi negara setempat.

5. Tantangan pada Manajemen Merek
Dalam upaya meningkatkan kiprah di dunia global, para pemasar ditantang untuk meningkatkan reputasi merek. Peran reputasi merek menjadi lebih penting untuk konteks abad 21 lantaran banyaknya jumlah merek yang beredar di pasar. Oleh karena itu di dalam perusahaan perlu ditumbuhkan adanya iklim kerja yang diwarnai dengan kebanggaan merek (brand minded culture). Harus pula diperhatikan pelaksanaan analisis realitas merek ke benak konsumen dalam rangka menentukan strategi peningkatan identitas merek.

Pada abad 21 house brand atau private label akan banyak diproduksi oleh perusahaan. Di Indonesia house brand banyak dilakukan oleh usaha eceran seperti; Matahari, Hero dan Makro. Untuk Matahari house brand produk pakaiannya diberi merek Stanley Adams dan M-2000. Sementara Hero pasar swalayan banyak bermain dalam house brand, semisal; Innosence untuk produk perlengkapan bayi, Hero Selection untuk soft drink, dan Hero untuk produk-produk industri rumah tangga. Untuk Makro, perusahaan ini menamai produk house brand-nya dengan sebutan Aro.

6. Tantangan pada Etika Pemasaran
Masyarakat dan konsumen saat sekarang, terlebih lagi pada masa depan, akan peduli terhadap kualitas dan mulai memperhatikan sisi moralitas dan tanggung jawab sosial perusahaan. Termasuk dalam konteks ini adalah tingkat moralitas dari setiap keputusan pemasaran dan dampaknya bagi stake holder secara keseluruhan. Hal ini semakin dipertajam dengan adanya berbagai pendapat miring yang berkaitan dengan pemasaran, seperti rekayasa produk, penyalahgunaan label dan iklan, serta predatory pricing. Dalam situasi dimana persaingan menjadi lebih ketat dan reputasi perusahaan menjadi modal penting, maka mau tidak mau setiap kebijakan dan keputusan haruslah didasarkan pada kode etik yang berlaku dan ditetapkan oleh perusahaan maupun asosiasi profesional. Kode etik utama yang harus diperhatikan oleh para pemasar adalah; kejujuran dan keadilan dalam proses pemasaran, kode etik dalam bidang promosi, kebijakan harga dan distribusi, kode etik dalam riset pemasaran dan komitmen dalam memajukan peradaban manusia.

Tantangan pemasaran abad 21 seperti disebut diatas merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh para pemasar apabila ingin memenangkan persaingan. Pemasar sejak dini harus mampu mengantisipasi perubahan substansial dari pemasaran ini. Antisipasinya tidak terlalu sulit. Hanya dibutuhkan dua cara; mengoptimalkan kecerdasan dan bersahabat dengan perubahan.
Melihat gambar klik disini



DAFTAR PUSTAKA
  • http://www.tugasku4u.com/2014/01/makalah-manajemen-pemasaran.html
  • Baso Swasta DH.SE.MBA, Ibnu Sukotco(1988) Pengantar bisnis modern; Liberty Yogyakarta
  • Charles W Lambert,Carl Mc Daniel,Joseph W Hair jr(2001). Pemasaran. Jakarta: Salemba empat
  • Meredith et.al, Geoffrey. (1996). Kewirausahaan (Teori dan Praktik) Seri Manajemen No. 97. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
  • Longenecker, J.G. et.al. (2001). Kewirausahaan (Manajemen Usaha Kecil) Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

5 komentar: